Tidak
dapat dipungkiri bahwa putera-puteri terbaik dari saudara kita di Papua telah
memberikan sumbangsih cukup signifikan dalam prestasi dunia olah raga di tanah
air. Statistik menunjukkan bidang olah raga atletik dan sepak bola merupakan
cabang olah yang mendominasi atlet dari provinsi Papua ini. Menilik sisi lain
dari tanah Papua yang masih banyak sumber daya alam yang potensial untuk
kemakmuran warganya – hingga kini masih merupakan ‘pe-er’ bagi pemerintah daerah setempat dan pusat tentunya.
Sebagai
salah satu provinsi terkaya di Indonesia, provinsi Papua sudah selayaknya
memiliki infrastruktur olah raga kelas dunia. Provinsi Sumsel saja yang
merupakan provinsi terkaya ke-4 (empat) di Indonesia sudah memiliki
infrastruktur olah raga standar internasional di Jaka Baring Sport City.
Fasilitas mewah dan megah ini sudah dibuktikan penggunaan pada even
internasional saat digelarnya SEA GAME XXVI di Palembang dan Jakarta tanggal
11-22 Nopember 2011 lalu. Bukan tidak mungkin provinsi Papua yang nota bene
‘gudang’ olahragawan tanah air, dapat melakukan hal yang sama.
Pembangunan
infrastruktur kelas dunia tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Namun
investasi yang besar tersebut bila dibarengi oleh system manajemen yang baik
dan perencanaan yang matang – akan memberikan efek yang positif bagi
peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Mungkin kita terperangah dengan milyarder
dunia saat ini sudah banyak disabet oleh kalangan olah ragawan terutama sepak
bola. Untuk ukuran Indonesia biaya transeferan pemain kelas dunia bisa
mencengangkan! Betapa tidak. Ada transfer pemain dari klub sepak bola raksasa
dunia yang rela mengeluarkan fulus sebesar hampir 300 Milyar Rupiah untuk satu
orang pemain. Namun bagi pemilik dan pengelola klub sepak bola professional –
berapapun biaya transfer pemain tidak menjadi masalah karena si pemain yang
direkrut merupakan ‘asset’ bagi klubnya untuk menghasilkan pundi-pundi uang
yang berlipat ganda nantinya.
Bila
dipersiapkan lebih matang tentunya, suatu saat kita akan berpaling untuk
menyaksikan pertandingan sepak bola dari Senayan ke Jaya Pura atau Biak.
Mengapa? Karena di Papua telah berdomisili klub-klub sepak bola professional
seperti Persipura, Persiwa atau Persiram yang telah mempunyai prestasi nasional
dan internasional. Pemain dan pelatihnya sudah caliber internasional. Lalu
siapakah fans mereka. Ya kita semua rakyat Indonesia. Kita semua berhak untuk menjadi fans klub mana saja di
tanah air ini. Mengapa? Sekali lagi, ketika pertandingan sepak bola akan
dilaksanakan di tanah Papua – di sana sudah tersedia infrastruktur kelas dunia.
Mulai dari Bandara Internasional, hotel, jalan tol hingga event organizer kelas
dunia. Jadi ketika kita berada di sana (Tanah Papua) tak obahnya seperti kita
berada di Senayan, Jaka Baring Sport City,
Jalak Harupat, atau Kutai Kertanegara. Sekali lagi tantangan bagi setiap
pemimpin daerah (Walikota/Bupati atau Gubernur) untuk berlomba-lomba
meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerahnya masing-masing agar suatu
saat dengan semangat sportivitas (olah raga – red) akan mengadakan event olah
raga nasional dan internasional. Provinsi Papua saat ini merupakan provinsi
yang paling memungkinkan untuk menjadi pelopor sebagai provinsi olah raga
pertama di Indonesia!
Banuayu,
17 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar