Ada sepenggal percakapan dalam novel
"Ayat-ayat Cinta" dimana ada seseorang yang anti Amerika yang tidak
suka dengan tamu asing (wisatawan) yang datang ke Mesir. Di dalam bus tersebut
terdapat juga seorang mahasiswa asal Indonesia yang ikut terlibat dalam
dialog tersebut. Intinya ada yang pro dan kontra terhadap seorang bule yang ada
dalam bus tersebut. Yang kontra mengatakan bahwa wisatawan asing tersebut
merupakan musuh karena pemerintahnya dianggap telah mempelopori kejahatan
sistemik terhadap bangsa Palestina dan Arab pada umumnya. Sedangkan yang tidak
setuju justeru mengatakan bahwa si bule yang datang sebagai wisatawan tersebut
harus dihormati sebagai tamu karena dalam agama (Islam) kita
diwajibkan untuk memuliakan tamu. Selain itu sebagai tamu resmi negara, maka
merekapun juga harus dihormati karena telah membayar pajak dan memberikan
masukan terhadap devisa negara.
Saat ini ada artis
yang kabarnya gagal masuk Indonesia
karena kehadirannya akan lebih banyak menimbulkan mudharat daripada manfaatnya.
Apalagi si artis kabarnya sering melakukan melakukan aksi erotisme di hadapan
penontonnya. Sebenarnya hal ini dapat diatasi bila antara si tamu yang datang
dan promotor yang membiayai kehadiran artis yang kontroversial tersebut dapat
secara arif memilih kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan sesaat (bisnis/entertainment) atau keuntungan semata. Konon
kabarnya ada tiket masuk yang dijual dengan harga mencapai 400 USD.
Memang bisnis kreatif entertainment ini termasuk bisnis yang
menggiurkan!
Jauh sebelum
provinsi Aceh menjadi NAD sekarang ini, sudah jamak bagi siapa saja yang datang
ke sana untuk
berpikir dan bertindak menghargai bahwa Aceh adalah Serambi Mekah. Bahkan
hingga sekarang ini siapa saja perempuan yang datang ke sana
(baik muslimah atau non muslim) -- selalu menggunakan kerudung tatkala berada
di sana. Namun
tentunya tidak sesederhana itu ketika ada konser artis kelas dunia ke Indonesia untuk dapat berbusana dan bertingkah
laku layaknya menghargai budaya Indonesia.
Di banyak pengalaman justru ketika ada tamu artis ke suatu negara -- dimana si
artis dan team kreatifnya memasukkan nilai-nilai budaya lokal
negara yang dikunjungi saat konser, bukan tidak mungkin kehadiran si artis
bukan saja menguntungkan dari sisi bisnis, tapi juga akan dikenang sebagai
artis 'kelas dunia' yang mengakui keberagaman budaya dan values di
setiap negara yang dikunjunginya.
Semoga ini dapat menjadi inspirasi bagi siapa saja
'artis tamu' yang akan datang ke tanah air. Indonesia adalah negara demokrasi
yang memiliki nilai-nilai yang belum tentu sama dengan values yang
dimiliki oleh si artis ketika ia berkunjung ke Indonesia.
Banuayu, 18 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar