Kamis, 03 November 2016

Menanti Lebaran Kuda?




Tatkala duo rivalitas pilpres 2014 (Jokowi-Prabowo) kembali bertemu di kediaman Prabowo Subianto di Hambalang (31/10), sontak publik mereka-reka ada apa dengan mereka?  Ada yang mengkaitkan dengan situasi menjelang Unjuk Rasa Qubra Ummat Muslim tanggal 04 Nopember 2016 besok (?) Jawaban kedua politikus tersebut sangatlah sederhana: silaturahmi. Yang menarik dalam pertemuan itu adalah keduanya sempat ngobrol bersama sambil menunggang kuda. Suatu jawaban yang menyejukkan sekaligus menyenangkan. Siapapun akan setuju bahwa dengan silaturahmi, akan membuat suasana jadi cair. Persoalan akan menjadi lebih terurai (mirip-mirip kondisi lalu-lintas saja). Bahkan ada keyakinan dengan silaturahmi akan memperpanjang usia dan memudahkan rezeki. Mudah-mudahan kedua negarawan itu (Prabowo & Jokowi) diberikan usia yang panjang. Bagi yang sedang memerintah – diberikan kemudahan dalam mengambil kebijakan dan perbaikan ekonomi (rezeki – red) bagi rakyat.


Penting & Genting


Seorang Aa Gym bahkan mengatakan dalam talkshow di salah satu tv swasta (02/11) bahwa unjuk rasa Ummat Islam tanggal 04 Nopember 2016 nanti merupakan hal ‘penting & genting’ – jadi sebaiknya pak presiden Jokowi berkenan bisa menerima utusan pengunjuk rasa tersebut di istana. Bahkan beliau menyarankan bilama ada rencana sang presiden untuk menonton konser musik atau kondangan, sebaiknya lebih diutamakan untuk menerima tamu alias pengunjuk rasa tersebut. Sebab selama ini ada kesan bahwa para pengunjukan rasa merupakan potensi masalah. Bisa bikin chaoslah, anarkislah, bisa merusak tamanlah. Tapi ada belum disentuh oleh orang nomor satu itu; siapa yang membuat orang melakukan unjuk rasa itu! Dengan kata lain Aa mengharapkan agar sang presiden nantinya bisa memahami bagaimana perasaan hati Ummat Islam yang difitnah dan dinistakan Aqidahnya oleh seseorang yang bernama Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok yang notabene pernah menjadi wagub DKI selama dua tahun bersama Jokowi. Bilamana presiden tidak bijak menyikapinya, Aa Gym khawatir persoalan penistaan agama an sich ini akan menjadi blunder dan berkepanjangan.

Jangan sampai Lebaran Kuda 



Dalam dunia politik ada adagium; bilamana Anda menyatakan bahwa Anda tidak berpolitik, maka saat itulah Anda sudah berpolitik! Bilamana kaum ulama saja yang menyuarakan suara Ummat saja masih ada pihak yang ‘mencurigai’ bernuansa politik, apalagi kalo yang bersuara itu adalah SBY yang mantan presiden RI ke-6. Meskipun beliau sempat curhat dan prihatin bilamana ada pihak yang mencurigai diri dan partainya dibalik rencana unjuk rasa tanggal 04 Nopember 2016 tersebut. Bahkan secara tegas beliau menyampaikan bahwa unjuk rasa 04 Nopember 2016 adalah ungkapan hati nurani ummat yang Aqidah mereka dinistakan oleh Ahok. Setali tiga uang dengan Aa Gym, diakhir konfrensi pers di kediaman di Cikeas (02/11) tersebut, SBY mengingatkan agar Jokowi serius menanggapi hal ini (kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok) dapat diselesaikan secara hukum dengan fair dan bermartabat. Sebab bilamana tidak anggap penting persoalan ini (sekali lagi, kasus dugaan penistaan agama –red), maka gelombang demonstrasi akan berlanjut hingga lebaran kuda. Tidak dijelaskan secara spesifik apa yang dimaksud dengan lebaran kuda itu.

Berbagai pendapat dan tafsiran arti ‘lebaran kuda’ tersebut sah-sah saja. Hanya SBY-lah yang tahu arti dan maksud sebenarnya. Atau kalapun di kamus bahasa Indonesia belum tercantumpun, Andapun berhak untuk nyengir kuda. Anda setuju (?)