Senin, 14 Mei 2012

Joy Flight

Terbang wisata bagi pesawat baru dan canggih sebenarnya merupakan kehormatan dan kesempatan yang berharga bagi siapa saja yang menjadi penumpangnya. Sayangnya joy flight Sukhoi SJ 100 tanggal 09 Mei 2012 menjadi berita duka bagi awak pesawat yang mengikuti terbang wisata itu.
Terlepas masih dalam penyelidikan penyebab kecelakaan sedang dalam penyelidikan KNKT, maka apapun penyebabnya (Human Error atau Technical Error) atau bahkan Environment Error (weather or winds) sebaiknya kita sebagai bangsa lebih mawas diri.

Pelajaran pertama yang didapat adalah apakah joy flight tersebut merupakan bagian dari Testing Flight atau bukan. Bila jawabannya Ya, maka sebaiknya pihak penumpang yang ikut terbang sebaiknya bukan penumpang umum (dalam arti kata selain crew yang benar-benar dipersiapkan untuk test flight tersebut). Mengapa? Bila terbang wisata tersebut dimaksudkan juga sebagai test flight, maka bila terjadi apa-apa (maaf, kecelakaan misalnya) maka korban dapat dieliminir. Beberapa tahun lalu ketika test flight pesawat buatan anak negeri, terjadi kecelakaan dimana korbannya hanya crew pesawat yang memang ditugaskan untuk itu.

Pelajaran kedua adalah bagaimana kita sebagai bangsa dapat membuat suatu SOP secara nasional untuk mengantisipasi hal serupa di kemudian hari. Musibah yang terjadi di dekat pusat kekuasaan (Jakarta - red) saja kita sudah 'kewalahan' apalagi bila kejadian serupa terjadi dari wilayah yang jauh dari ibukota dan fasilitas yang memadai.

Pelajaran dari tenggelamnya kapal Titanic melahirkan SOP korban kecekaan laut sehingga data manifest korban dapat dilacak nama dan property si korban sehingga dapat dikenali siapa korban sebenarnya. Sekarang ini dengan test DNA kemungkinan besar jenazah si korban dapat dikenali dan diserahkan kepada keluarganya.
Semoga tim yang sekarang juga dapat melakukan hal serupa dengan segera sehingga tidak menimbulkan duka yang mendalam bagi korban.

Banuayu, 14 Mei 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar