Orang Amerika terkenal
sangat empiric dan logic. Selain didukung oleh teknologi dan dana yang tanpa
batas, negeri ini ingin selalu dianggap sebagai Bangsa Terdepan di Dunia.
Tatkala tim pesawat ulang-alik melihat bahwa ada kelemahan ketika para astronot
ingin menulis di dalam pesawat ulang-alik, ternyata tinta yang digunakan tidak
bisa keluar dan macet. Langsung saja para ilmuwan dikerahkan untuk mengadakan
analisa kenapa tinta pena enggak bisa keluar di dalam pesawat yang hampa udara
itu.
Waktu yang dibutuhkan untuk
riset memakan waktu berbulan-bulan dan dana yang dikeluarkan tidak sedikit.
Pokoknya Amerika harus melakukan yang terbaik, berapapun biaya dan waktu yang
dibutuhkan untuk itu!
Di sisi lain, pihak Rusia
mengetahui bahwa rivalnya di Ruang Angkasa (Amerika Serikat –red) sedang
bersusah payah melakukan riset tentang bagaimana mengatasi tinta pena yang susah
digunakan di dalam pesawat ruang angkasa mereka. Karena masalah tersebut tidak
terlalu ’signifikan’, maka timpun tidak perlu repot-repot mengatasinya. Mau tahu
apa yang dilakukan oleh tim Rusia untuk mengatasi hal
tersebut?
Tim Rusia akhirnya
memutuskan bahwa untuk menulis laporan di dalam pesawat ruang angkasa, para
kosmonot tidak usah memakai pena dengan teknologi yang canggih. Cukup memakai:
Pensil....
Tatkala kota Rotterdam sering diguyur banjir kiriman dari Laut Utara, maka pihak pemerintah Belanda memutuskan untuk membangun mega proyek milyaran gulden untuk mengatasinya. Lahirlah proyek bendungan raksasa yang mampu melindungi kota mereka dari bahaya banjir yang sekian generasi sebelumnya belum teratasi. Pembangunan mega proyek itu mulai dari tahap perencanaan hingga selesai selama 75 tahun!
Saat kota Batavia berpenduduk 300 ribu orang sekitar tahun 1930-an, pemerintahan di Batavia saat itu sempat membuat master plan untuk mengantisipasi banjir di Batavia bila terjadi. Lahirlah rencana pembangunan banjir kanal timur yang terkenal itu.Namun hingga tulisan ini (Januari 2012)dibuat Proyek Banjir Kanal Timur itupun belumlah selesai...
Bila mau memakai cara Amerika maka kita harus siap-siap dengan dana yang besar dan teknologi yang canggih. Namun bila memakai cara Rusia, maka marilah kita seluruh warga DKI dan Bogor setiap hari Jum'at melakukan pembersihan parit, selokan, dan daerah aliran sungai (DAS) sepanjang jalur sungai yang menuju Jakarta tersebut. Disamping itu setiap warga dilarang keras untuk membuang sampah di sungai. Mulai saat ini pemda DKI dan Jawa Barat (termasuk Bogor) harus sangat selektif untuk memberikan izin bagi pengembang dan investor yang akan berinvestasi di kedua wilayah yang selama ini dituding sebagai salah satu penyebab banjir karena merusak ekosistem dan meredusir kawasan resapan air di Jakarta. Gampang bukan?
Masalahnya cuma satu. Mau tidak kita melakukan?
Banuayu, 20 Februari 2012
Tatkala kota Rotterdam sering diguyur banjir kiriman dari Laut Utara, maka pihak pemerintah Belanda memutuskan untuk membangun mega proyek milyaran gulden untuk mengatasinya. Lahirlah proyek bendungan raksasa yang mampu melindungi kota mereka dari bahaya banjir yang sekian generasi sebelumnya belum teratasi. Pembangunan mega proyek itu mulai dari tahap perencanaan hingga selesai selama 75 tahun!
Saat kota Batavia berpenduduk 300 ribu orang sekitar tahun 1930-an, pemerintahan di Batavia saat itu sempat membuat master plan untuk mengantisipasi banjir di Batavia bila terjadi. Lahirlah rencana pembangunan banjir kanal timur yang terkenal itu.Namun hingga tulisan ini (Januari 2012)dibuat Proyek Banjir Kanal Timur itupun belumlah selesai...
Bila mau memakai cara Amerika maka kita harus siap-siap dengan dana yang besar dan teknologi yang canggih. Namun bila memakai cara Rusia, maka marilah kita seluruh warga DKI dan Bogor setiap hari Jum'at melakukan pembersihan parit, selokan, dan daerah aliran sungai (DAS) sepanjang jalur sungai yang menuju Jakarta tersebut. Disamping itu setiap warga dilarang keras untuk membuang sampah di sungai. Mulai saat ini pemda DKI dan Jawa Barat (termasuk Bogor) harus sangat selektif untuk memberikan izin bagi pengembang dan investor yang akan berinvestasi di kedua wilayah yang selama ini dituding sebagai salah satu penyebab banjir karena merusak ekosistem dan meredusir kawasan resapan air di Jakarta. Gampang bukan?
Masalahnya cuma satu. Mau tidak kita melakukan?
Banuayu, 20 Februari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar