Bila seorang penguasa prihatin dengan kehidupan rakyat yang
dipimpin adalah hal biasa atau sudah semestinya! Namun bila yang prihatin
dengan rakyatnya dan berusaha untuk membantu meringankan beban rakyatnya – hal
ini patut dihargai. Adalah seorang pengusaha otomotif India bernama Sir Ratan
Tata yang melihat betapa kondisi rakyat India yang dari 1.000 orang, yang
memiliki kendaraan roda empat hanya 15 orang. Lalu apa moda transportasi rakyat
kebanyakan di India? Jawabannya adalah kendaraan roda dua (sepeda motor) atau
roda tiga (bajaj). Sayangnya sepeda motor itupun akhirnya ‘dipaksakan’ menjadi
kendaraan ‘roda empat’ karena penumpang dari sepeda motor tersebut rata-rata
tiga atau empat orang. Boleh jadi sepeda motor diibaratkan sebagai ‘familly vehicle’ bagi rakyat
kebanyakan. Jadi memiliki kendaraan roda empat merupakan harapan atau bahkan
mimpi dari sebagian besar rakyat India. Namun ada yang lebih memperihatinkan
lagi – bahwa meskipun sudah overload
– pengemudi atau penumpang sepeda motor tersebut enggan bahkan tidak peduli
dengan keselamatan (tidak memakai helm).
Dilatarbelakangi kedua hal tersebut maka sang pengusaha
untuk membuat cetak biru (blueprint) mobil rakyat (India) tersebut. Sejarah
dunia menunjukkan bahwa Amerika juga punya program mobil rakyat, bahkan Jerman
malah membuat icon produk mobil mereka dengan sebutan mobil rakyat (Volkswagen). Indonesia bahkan pernah
mengadopsi mobil rakyat tersebut dengan MR 90 (mobil rakyat tahun 1990) yang
diproduksi oleh Mazda (Jepang). Begitu juga dengan pencanangan mobil rakyat
versi menjelang tahun 2000-an yakni mobil Timor yang diproduksi oleh Kia Motor
(Korea). Awal tahun 2012 ini ada juga karya anak bangsa (SMK) diberi nama mobil
Esemka. Sayangnya belum ada pengusaha otomotif nasional Indonesia atau pejabat tinggi di bawah lembaga tertinggi
Negara yang mendukung penuh karya anak bangsa ini. Bahkan ada diantara pejabat
yang seolah-olah ‘tidak percaya’ bahkan ‘meragukan’ kemampuan anak bangsa sendiri!
Awalnya sang pengusaha otomotif India itu sudah berani
mematok harga dengan mengatakan bahwa mobil produksi mereka bakal menjadi the
cheapest car in the world (mobil termurah di dunia). Harga mobil tersebut
dipatok seharga 100.000 Rupee atau setara 2.100 USD. Untuk mewujudkan membuat produksi
mobil murah tersebut tidaklah mudah. Namun sang pengusaha tetap berkomitmen untuk menjadikan mimpi mobil murah tersebut
menjadi kenyataan. Ia berpendapat; Promise
is as Promise!
Komitmen ingin membantu rakyat agar dapat memiliki mobil
dengan harga terjangkau akhirnya terwujudlah.
Adalah pak Sukiat yang mendirikan “Kiat Motor” untuk
memproduksi mobil Esemka yang fenomenal itu. Semestinya pengusaha-pengusaha
lainnya bisa bergabung untuk mendirikan perusahaan multi nasional yang kelak
akan melahirkan mobil nasional yang murah untuk rakyat. Selain membuat mobil
Tata Nano yang murah, kabarnya pihak Tata Motors juga akan membuat mobil
listrik (Electric Vehicle/EV). Beberapa waktu lalu pak Dahlan Iskan selaku
Meneg BUMN juga sempat melontarkan ide bahwa Indonesia sedang mempersiapkan
suatu rancangan untuk pembuatan mobil listrik nasional. Langkah ini tentunya
kita dukung karena dampak rencana kenaikan BBM (tertunda – red) telah banyak
menimbulkan kerugian bagi rakyat. Semakin banyak para spekulan yang menyelundupkan
BBM bersubsidi dan ujung-ujungnya konsumenlah (rakyat) yang dirugikan. Kita
semua berharap janji pak Dahlan Iskan tersebut tetaplah janji sebagaimana janji
yang mesti diwujudkan sebagaimana telah dibuktikan oleh seorang pengusaha
otomotif dari India itu. Promise is as
Promise!
Banuayu, 01 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar