Selasa, 09 Juli 2013

Indonesia in 2014:"Need A Strong Leader!"




Pasca PD II di dunia dikenal 3 (tiga) orang kuat yakni Rosevelt, Churchil, dan Stalin. Mengapa mereka dikatakan sebagai orang kuat? Yang jelas ketiganya merupakan pemimpin terbaik di negara masing-masing di era tersebut. Indonesia juga memiliki orang kuat saat itu yakni Soekarno. Pasca Soekarno kita sempat gonta-ganti pemimpin, mulai dari Soeharto, Habibie, Megawati, dan Gus Dur hingga presiden SBY saat ini. Namun kehebatan Bung Karno hingga saat ini belum tertandingi oleh siapapun. Tolok ukur seberapa dikenal pemimpin kita tersebut bukan saja di dalam negeri, tetapi tanyalah antar generasi dan warga dari negara lain.

Saat perubahan pucuk kepemimpinan dari orde lama ke orde baru, suksesi tidak berjalan mulus. Begitu juga saat orde baru ditumbangkan oleh gerakan reformasi tahun 1998 lalu. Bangsa kita memiliki sejarah kelabu tentang peralihan estafet dari presiden lama kepada presiden yang baru. Padahal faktanya, tidak semua kepemimpinan presiden sebelumnya itu jelek. Saat orde baru berlangsung, kita memiliki kebanggaan sebagain nation. Rasa percaya diri sebagai bangsa yang besar bisa mengalahkan keterpurukan ekonomi sekalipun. Bahkan di tahun 1990-an, kita telah menerapkan demokrasi secara langsung (meskipun akhirnya menjadi 'terpimpin'). Zaman orde baru kita memiliki apa yang disebut sebagai 'stabilitas'; yakni ekonomi dan politik. Mestinya di zaman reformasi ini pemerintah yang berkuasa harus lebih baik dalam hal-hal sebagai berikut:

  1. Segi Nasionalisme atau Kebangsaan; Bangsa yang memiliki sebanyak 17.000 pulau dan penduduk terbesar ke-5 di dunia dan negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia, setidak-tidaknya harus menjadi barometer kemajuan ekonomi, demokrasi, dan juga teknologi;
  2. Segi Militer. Tidak ada negara hebat di dunia yang tidak memiliki militer yang canggih dan profesional.Oleh sebab itu dengan kemampuan anak-anak bangsa membuat pesawat dan perlengkapan perang seperti panser Anoa dan army truck 'Komodo' -- menunjukkan bahwa Indonesia mampu dan mandiri untuk menjadi bangsa yang kuat tanpa harus terikat dengan negara manapun di dunia.
  3. Segi Daya Beli. The Power of Buying Bangsa Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Oleh sebab itu mindset sebagai Bangsa Penjual Bahan Baku harus dibuang jauh-jauh. Saatnya kita harus memikirkan untuk menciptkan produk jadi dari sekian banyak bahan baku yang melimpah di negara kita. Jerman memiki industri olahan kopi terbesar di dunia, begitu juga dengan Swedia memiliki industri olahan cokelat yang terbaik di dunia. Dua negara tersebut tidak memiliki sebatangpun kopi atau pohon cokelat di negara mereka. Tapi dengan kemampuan SDM dan teknologi yang mereka memilikim -- mereka bisa mengolahnya menjadi produk jadi yang mendunia.
Saatnya kita mulai menimang-nimang siapa yang menjadi bakal Pemimpin Indonesia tahun 2014. Kita tidak hanya mencoblos calon presiden RI, tapi mencari calon PEMIMPIN yang KUAT. Dia bukan saja sebagai Politikus, tapi merupakan seorang NEGARAWAN yang bermental PATRIOT dan memiliki visi ENTREPRENEUR

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar