Minggu, 14 Juli 2013

INDONESIA dikalahkan Klub Sepak Bola






Hampir disetiap pertandingan persahabatan antara klub bola yang akan bertanding dengan Timnas, Indonesia Selection, atau Indonesia Dream Team, selalu saja hatiku was-was dan H2C (Harap-harap Cemas). Berharap agar Timnas tersebut bisa menang, atau minimal seri. Mengapa? Karena kalau kalah -- mohon maaf; sudah 'tradisi'. Namun ada suatu hal yang sangat membuat hati sebagai orang Indonesia menjadi masgul dan sedih karena saat tim klub sepak bola yang datang ke negeri ini (AC Milan, Timnas Belanda) bahkan malam tadi (14/07) Gelora Bung Karno kedatangan tim Arsenal FC. Saat konferensi pers, nampak sekali bahwa sambutan terhadap tim tamu (Arsenal FC) luar biasa dari Panitia. Mulai dari Bandara Soetta hingga ke lapangan, para pemain dan official Arsenal dielu-elukan pendukung klub meriam London tersebut. Lalu bagaimana dengan sambutan terhadap pemain dan pelatih Indonesia Dream Team? Sama dengan sambutan sebagaimanan pertandingan dengan klub sepak bola sebelumnya. Analis sepak bola sebagian besar mengatakan bahwa timnas Indonesia bakalan kalah menghadapi klub sepak bola sekaliber AC Milan, Arsenal atau Chelsea sekalipun!

Menyaksikan bagaimana pelatih timnas Indonesia yang sudah sejak awak dianggap sebagai underbouw atau kalah kelas dengan tim tamu (klub sepak bola), seolah menegaskan bahwa hanya keajaibanlah yang dapat memberi kabar bahwa Timnas Indonesia bisa mengalahkan klub sepak bola dunia. Jadi saat konferensi perspun timnas Indonesia hanya diberikan sedikit waktu untuk memberikan keterangan dengan background tanpa embel-embel PSSI atau yang melambangkan keperkasaan suatu bangsa. Bukanlah mestinya saat konferensi perspun kita harus 'equal' dengan tim tamu yang dipenuhi dengan atribut klub atau sponsor yang menunjukkan dukungan finansial yang rasa percaya diri yang tinggi menjelang menghadapi timnas Indonesia. Tapi apa yang didapat oleh timnas Indonesia dari para panitia atau pendukungnya? Kalau mau jujur, mestilah para pendukung tim tamu (sekali lagi klub sepak bola) lebih banyak dari pendukung timnas Indonesia. Mengapa? Karena di dalam alam bawah sadar kita mengatakan bahwa sulit untuk draw apalagi menang menghadapi tim profesinal dunia tersebut. Namun bagaimana selayaknya sikap kita terhadap timnas, Indonesia Dream Team atau Indonesia Selection? Alangkah bijak dan wajar bila -- apapun kondisi timnas kita saat ini -- haruslah kita dukung 200%. Mengapa kita harus lebih menghargai dan menghormati timnas kita? Cobalah perhatikan bagaimana semangat dan jiwa patriotis bangsa Thailand yang saat menghadapi tim Manchester United di laga persahabatan di Stadion Rajamangala National pada Sabtu (13/7/2013), tim Thailand All Stars berhasil menekuk MU dengan skor 0-1 dihadapan pendukung sepak bola Thailand. Terlepas apakah kemenangan ini karena lucky atau tidak, setidak-tidaknya tim Thailand All Stars telah membuktikan bahwa mereka tidak bisa diremehkan oleh klub sekalipun MU sekalipun!

Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan tatkala berbagai kekalahan dilakoni oleh timnas Indonesia menghadapi klub sepak bola sekaliber dunia tersebut?

  1. Tetap mendukung dan membela Timnas Indonesia apapun kondisinya (meskipun saat ini masih kalah fisik atau mental) sekalipun!
  2. Jangan berlebih-lebihan memberikan sambutan atau over estimate atau over comments terhadap tim tamu (klub sepak bola) yang melakukan pertandingan persahabatan dengan Timnas Indonesia
Selanjutnya buat Menpora berikut jajarannya harus membuat Blue Print untuk persepak bolaan Indonesia ke depan dengan membuat perencanaan jangka panjang agar persepakbolaan Indonesia tidak dijadikan arena 'pembantaian' di stadion negeri sendiri tatkala berhadapan dengan tim klub sepak bola yang bertanding di negeri kita.  Jangan ulangi lagi INDONESIA dikalahkan oleh klub sepak bola manapun!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar