Senin, 02 Juli 2012

Saweran Untuk Pembangunan


"Politician think the next election but Statesman think for the next Generation"

Kita tidak tahu apa yang ada di benak anggota Dewan dan KPK tatkala ada 'perseteruan' terselubung antara kedua lembaga negara tersebut. Yang rakyat tahu bahwa KPK butuh 'bantuan' untuk mewujudkan gedung baru bagi aktivitas organisasi yang akan membasmi musuh bersama yakni KORUPSI. Sekedar perbandingan bahwa pegawai KPK yang kabarnya tidak mencapai 1.000 (seribuan) orang tersebut -- dalam kegiatannya terhambat karena lokasi kerja yang nyambi di gedung lain. Padahal dibandingkan dengan Singapura atau Hongkong -- mereka memiliki pegawai yang banyak dengan fasilitas yang lengkap. Terlepas pro kontra apakah kebutuhan gedung baru KPK merupakan urgent atau tidak -- sebagai rakyat menangkap isyarat bahwa adanya pihak yang ingin  'menghambat' dibangunnya gedunga baru KPK. Titik!

Semestinya kita sebagai anak bangsa apalagi sebagai wakil rakyat dapat segera menangkap esensi kebutuhan gedung baru KPK tersebut sebagai 'kebutuhan' bukan 'keinginan' dari KPK an sich. Bila niatnya untuk memberantas korupsi hingga ke akar-akarnya -- maka semestinya apapun langkah yang menghambat pembangunan gedung itu harus disingkirkan! Jika rakyat sekarang ini melakukan saweran untuk pembangunan KPK -- sebenarnya potensi jumlah rakyat yang besar itu bukan saja sanggup untuk membiayai gedung KPK saja -- tapi juga membangun infrastruktur lainnya. Masih ingatkah di tahun 1950-an Bung Hatta pernah menyarankan agar setiap orang Indonesia menabung uang 1 (satu) Rupiah perhari. Bilamana hal ini diterapkan, bukan hal yang mustahil bangsa ini sudah dapat membangun infrastruktur yang hebat. Namun semua itu akan tiada gunanya bila mental pemimpin negeri ini bukan mau nyawer untuk pembangunan bangsanya -- tapi malah 'minta saweran' dari dana pembangunan yang telah diamanahkan kepada pundak mereka.

Jangan pernah remehkan kekuatan rakyat yang berniat melakukan saweran pembangunan negeri ini. Mestinya para pejabat tinggi negeri ini malu karena rakyat telah membayar pajak dan memberikan mandat untuk dapat mengelola uang rakyat yang dititipkan kepada mereka. Jangan pernah pula menganggap bahwa rakyat 'kurang kerjaan' dengan melakukan saweran untuk pembangunan. Bahasa lain dari rakyat yang melakukan saweran tersebut bahwa mereka rela mengeluarkan uang dari hasil keringat mereka demi kemajuan bangsa ini yang selama ini masih ada pihak-pihak tertentu yang bermental korup yang rela menilep uang hasil keringat rakyat. Semoga hal ini tidak terjadi.

Banuayu, 03 Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar