Selasa, 02 April 2013

Memimpikan Timnas Sepak Bola Indonesia Juara Dunia







Ketika ada pendapat bahwa jumlah penduduk yang besar bisa menghasilkan tim sepak bola berkaliber dunia, seorang pengamat sepak bola menjelaskan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara jumlah penduduk dengan kualitas pemain sepak bola. Dijelaska bahwa China, India, Amerika (kecuali Brazil) tidak memiliki catatan sebagai negara yang pernah menjadi juara dunia (world cup champion). Namun seiring dengan otonomi daerah era reformasi berlangsung, semakin banyak daerah memiliki klub sepak bola yang baik. Dari Irian atau Papua ada beberapa klub (Persipura, Persiwa, dan Persiram). Jawa Barat dan Timur juga memiliki klub sepak bola lebih dari satu, bahkan provinsi Kalimantan sekarangpun memiliki klub sepak bola yang disegani.

Untuk menuju timnas sepak bola berkaliber internasional, tidaklah segampang membalikkan telapak tangan. Diperlukan komitment dan konsistensi dalam melakukan perekrutan dan pembinaan para pemain. Saya termasuk orang yang tidak percaya sepenuhnya bahwa jumlah penduduk yang besar tidak menjamin akan melahirkan pemain sepak bola yang handal, berkualitas, dan profesional. Apa yang dilakukan oleh klub profesional saat ini masih didukung banyaknya pemain asing. Tapi hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan karena klub besar dunia di benua biru (Eropah) juga didominasi oleh pemain asing. Hanya saja yang menjadi keyakinan saya saat adalah bahwa animo masyarakat Indonesia untuk mendukung dan menonton setiap pertandingan klub kesayangannya semakin tinggi. Pihak PSSI, Pemda dan Pengusaha hendaknya dapat memaintain klub-klub sepak bola yang ada di daerah mereka agar menjadi klub yang profesional.

Saat ini kita memiliki 33 provinsi dan ratusan kabupaten dan kota. Secara gamblang saja bahwa untuk membentuk timnas sepak bola minimal dibutuhkan 15 (lima belas) orang pemain (termasuk pemain cadangan). Saran saya, agar setiap pemerintah daerah yang memiliki calon bibit pemain yang baik (memiliki fisik dan IQ yang tinggi) dapat diutus minimal 1 (satu) orang kepada PSSI. Pemilihan pemain berbakat ini sudah mulai sejak mereka berada di bangku sekolah dasar hingga SMA. Karena mereka yang terpilih adalah orang yang terbaik dari daerah kota/kabupaten atau provinsi, maka selain lambang Garuda di dada, nama pemain juga disematkan dalam kostum mereka. Mengapa? Secara psikologis para pemain akan bermain sebaik mungkin karena tatkala mereka bermain tidak serius dan melakukan kesalahan, para supporter akan tahu nama dan asal (provinsi) pemain tersebut. Alhasil diharapkan sikap bekerja maksimal sebagai timpun akan terbentuk. Jadi bukanlah tidak mungkin suatu saat lagu Indonesia Raya akan bergema di tengah stadion saat timnas sepak bola Indonesia menjuarai Piala Asia atau Piala Dunia....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar