Jumat, 23 Maret 2012

Black Box Pemimpin

Black Box merupakan perangkat yang ada di setiap pesawat yang berisikan data percakapan dan penerbangan sebuah pesawat selama beroperasi. Hal yang utama dicari selain menyelamatkan penumpang pesawat ketika terjadi musibah kecelakaan pesawat adalah Black Box. Mengapa Black Box menjadi penting? Jawabannya karena bila terjadi kecelakaan akan dapat 'ditelusuri' apa dan bagaimana peristiwa yang terjadi di dalam pesawat mulai saat take off hingga si pesawat melakukan landing terakhir karena kecelakaan. Alhasil, orang biasanya akan perhatian dengan black box hanya karena ingin tahu 'penyebab' kecelakaan pesawat tersebut. Dari pihak yang berwenang apakah KNKT (Indonesia) atau NTSB di Amerika -- dapat mereka ulang saat-saat pesawat melakukan perjalanan hingga detik-detik menjelang kecelakaan. 

Black Box diperlukan saat pesawat terbang normal maupun ketika mengalami kecelakaan. Fungsi Black Box sebagai alat rekam operasional selama penerbangan (engine, instrument, weather maupun komunikasi antara pilot/copilot dengan pihak menara pengawas). Dengan kata lain, ada atau tidaknya kecelakaan dalam penerbangan -- tidak akan membuat Black Box menjadi berguna atau tidak berguna. Apapun situasi dan kondisinya, keberadaan Black Box dalam pesawat adalah wajib hukumnya. Seorang pemimpin juga dapat diibaratkan sebagai pilot bagi masyarakat atau negara yang dipimpinnya. Bila dalam kepemimpinannya tidak terjadi masalah atau 'kecelakaan kepemimpinan' maka keberadaan Black Box selama periode kepemimpinan akan disimpan rapi dalam arsip negara atau pustaka pribadi sang pemimpin atau institute pribadi yang mungkin dimiliki sang pemimpin itu. Selebihnya, biarlah itu menjadi kenangan abadi pemimpin di mata rakyatnya. Semakin banyak kontribusi dan prestasi yang pernah dicapai oleh sang pemimpin, maka dalam benak rakyatnya keberadaan 'Black Box' sang pemimpin sudah menjadi rahasia umum dan tidak perlu diselidiki lebih lanjut. Namun ketika sang pemimpin telah melakukan 'crash landing' selama kepemimpinannya dan berpotensi merugikan negara, saat itulah 'Black Box' memimpin harus dibuka oleh Biro Penyelidik Negara alias pihak Yudikatif. Bila ada indikasi sang pemimpin atau pilot tersebut melakukan human error, maka ia akan diberikan sanksi. Sanksi berupa administratif, digrounded bahkan bisa jadi sanksi pemecatan!

Sejarah Nasional Indonesia sempat beberapa kali terjadi Crash Landing Kepemimpinan. Mulai dari periode Bung Karno yang menyisakan rekaman 'Black Box' berupa dokumen Supersemar yang hingga kini belum jelas keberadaan naskah aslinya. Begitu juga kepemimpinan pak Harto harus melakukan 'crash landing' pada  tanggal 23 Mei 1998 yang akhirnya kepemimpinannya dilanjutkan dengan Co-Pilot BJ Habibie. Negara dan rakyat dalam hal ini dapat mengambil pelajaran dari beberapa kali 'crash landing' RI 01 yang sebenarnya dapat memperkaya kehidupan berkenegaraan bangsa ini. Tidak semua kecelakaan  kepemimpinan itu merupakan aib atau musibah kenegaraan kita, namun seharusnya menjadi barometer atau rekaman abadi bagi karya-karya terbaik dari putera-puteri terbaik bangsa ini yang telah diamanatkan menjadi pemimpin.

Mulai saat ini, marilah kita mengingatkan kembali bagi para pemimpin negeri ini (Walikota/Bupati, Gubernur dan Presiden) untuk dapat menerbangkan pesawat demokrasi yang saudara awaki. Saudara telah dipilih oleh rakyat untuk menjadi 'Pilot' selama periode kepemimpinan saudara. Jagalah kondisi fisik dan mental saudara dengan baik, ceklah perlengkapan (program kerja dan aparat atau SDM yang ada), dan terbanglah mengikuti jalur amanah yang  telah diberikan rakyat. Insya Allah penerbangan (masa menjabat) saudara akan dipenuhi dengan perasaan aman dan nyaman bagi rakyat. Ucapan terima kasihpun serta merta akan penumpang (rakyat) sampaikan kepada saudara sebagai pilot yang telah membawa penumpang dengan selamat di tempat tujuan. 

Banuayu, 21 Maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar